Selasa, 15 Desember 2015

16 Desember 2015.

 Aku ingin melanjutkan ceritaku tentang diatas jejak kaki Soekarno.... Aku sangat tersentuh dengan peristiwa itu yang menceritakan bagaimana Pak Karno dan Ibu Inggit berjalan kaki selama 4 hari 4 malam dari Bengkulu ke Padang,tidak mudah menempuh perjalanan yang kala itu didaerah ini masih berupa hutan lebat dan sangat menyeramkan,banyak binatang buas dan berbahaya ; harimau,ular,beruang dan binatang lainnya benar-benar mengerikan ! . Disitu diceritakan bagaimana semangat dan perjuangan Pak Karno untuk kembali ke Jakarta agar bisa meneriakkan semangat kemerdekaan kepada semua lapisan masyarakat Indonesia. Disitu diceritakan juga bagaimana kaki beliau dan Bu Inggit sampai bengkak dan berdarah-darah dikarenakan lama dan sulitnya medan yang ditempuh.Tidak dapat aku bayangkan peristiwa itu.Betapa perih dan sakitnya menempuh perjalanan selama itu,betapa berat dan sulitnya berjalan ditengah hutan rimba belantara.Aku saja yang telah sering berjalan kaki dihutan dan ‘hanya’ beberapa jam saja masih merasa sangat tersiksa.Nafas yang serasa hendak lepas dari badan,tak peduli hujan dan panas,jalan yang terjal mendaki dan menurun…sudah sering kami alami…,sangat,sangat tersiksa.Apalagi Bung Karno dan Bu Inggit kala itu ? .Aku tahu,semangat Bung Karno tak pernah padam dan tidak pernah mau menyerah bagaimanapun beratnya resiko dari sebuah keputusan yang beliau ambil.beliau ingin Indonesia segera merdeka….segera ! Tak ada kata lain yang selalu beliau ucapkan dan teriakkan …Merdeka ! harus segera merdeka…. tidak ada kata lain…Merdeka !...Merdeka atau…. mati !. Begitulah teriakkan lantang Bung Karno.Ya….beliau tidak pernah menyerah,apapun yang menghalangi…dipenjara…..diasingkan… dibuang jauh ke pulau terpencil…tidak menjadikan hati beliau lemah.Tak ada kata menyerah….tak ada kata mundur….tak ada kata takut….takut hanya kepada Tuhan. Dari mana semangat Bung Karno itu ? darimana datangnya keberanian yang tak tertandingi itu ? Ternyata jawabnya adalah dari bapak beliau yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya Diceritakan,pada waktu kelahiran beliau pada suatu pagi disaat fajar menyingsing…ya…ketika fajar menyingsing itulah beliau lahir. menurut kepercayaan orang Jawa bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah ditakdikan lebih dulu. Bersamaan dengan kelahirannya itulah menyingsing fajar dari suatu hari yang baru dan menyingsing pula fajar dari satu abad yang baru, karena Soekarno dilahirkan di tahun 1901. Rupanya kondisi yang mengawali Soekarno dengan semua awal baru menjadikan dia seolah telah ditakdirkan sebagai pembaru dalam suatu masa dalam kehidupannya. Aku menyampaikan kepada peserta bahwa betapa dahsyatnya pengaruh sebuah mimpi dan impian.Bahwa impian dapat menjadikan keinginan menjadi kenyataan.Impian tidak hanya dapat merubah seseorang,bahkan bisa merubah dunia. …. Kemudian aku bertanya kepada mereka ; “ Siapa yang pernah punya mimpi ? “ ,kulihat peserta saling pandang.Salah seorang dari mereka kemudian berkata, “ Saya pernah punya mimpi buk….”,kata salah seorang dari sebuah sudut yang kukenal dengan nama Pak Mikun.” Mimpi saya…anak-anak saya jadi sarjana,dan Alhamdulillah mimpi saya sekarang sudah terwujud buk….walau dengan susah payah…. “. “ Oh Ya ? …” kataku tersenyum gembira, peserta yang lain ikut memperhatikan Pak Mikun. “ Ya buk, saya sendiri rasanya ndak percaya…bisa menyekolahkan anak sampai sarjana…!”,kata Pak Mikun sambil tersenyum.Kami semua tersenyum. “ Kenapa Pak Mikun punya mimpi seperti itu ? “,tanyaku ingin tahu lebih jauh. “ Ya…..,saya rasa sekolah ataupun pendidikan itu penting buk….pendidikan itu salah satu kunci sukses dalam hidup…..saya mau anak saya jadi orang sukses buk….ndak seperti saya yang miskin dan bodoh,SD aja ndak tamat ….!”.Pak Mikun kemudian tertawa merasa agak malu. “Alhamdulillah,….mimpi Pak Mikun akhirnya menjadi kenyataan….!”, kataku sambil memandang keseluruh anggota kelas. “ Siapa lagi yang pernah punya mimpi ? “,tanyaku,kupandangi mereka semua.” Jangan takut bermimpi…mimpi itu gratis kok,nggak bayar !...” kataku bercanda,semua tertawa,seorang diantaranya mengangkat tangan ; “ Saya ingin punya usaha buk…untuk menambah penghasilan ….karena kalau hanya berharap dari sawit rasanya sulit…ndak cukup ….! “.katanya sambil tersenyum. “ Ya…bagus….yang penting…bapak ibu mulai sekarang jangan takut punya mimpi atau impian….”,kataku bermaksud akan menyudahi materiku yang selanjutnya akan dilanjutkan oleh Pak Pius dengan materi berikutnya. “ Kebanyakan mimpi nanti jadi gila buk ! “ kata salah seorang peserta sambil tertawa. “Akan jadi gila kalau kita hanya berangan-angan dan berhayal saja…tapi mimpi itu harus dibarengi dengan usaha dan ikhtiar …Insya Allah akan berhasil seperti Pak Mikun,paham ? .”, kataku menyudahi .” Ya buuuk…”.hampir serentak mereka menjawab.Aku kemudian mempersilahkan Pak Pius untuk melanjutkan ke materi berikut.

Hari ini sampai disini dulu,semoga masih ada hari esok untukku dan kita semua....

Padang, 15 Desember 2015.

Ini adalah tentang kisah 'perjalanan'ku selama menjalankan tugas sebagai abdi negara.Aku adalah seorang PNS disalah satu instansi di propinsi sumatera barat,tepatnya didinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sumatera Barat.
Aku adalah pejabat fungsional yang di instansi atau kementrian desa dan PDTT dinamakan PSM atau Penggerak Swadaya Masyarakat yang bertugas  melatih,mendampingi,memotivasi masyarakat dll , khususnya masyarakat transmigrasi yang ada diwilayah sumatera barat.Banyak kisah dan peristiwa yang aku alami selama menjalankan tugas.Ketika melaksanakan tugas Aku dan tim selalu menginap beberapa hari dirumah yang disediakan,biasanya kami menginap di rumah wali nagari.Wali nagari adalah nama lain dari lurah atau kepala desa kalau di daerah lain.
Aku telah lama menjadi PSM ini dan hampir seluruh pelosok sumatera barat sudah aku jelajahi mulai dari timur  daerah pesisir selatan,dan barat daerah Pasaman,Dharmasraya dan kabupaten lainnya.
Tidak seperti PNS lain yang lebih banyak bertugas didaerah perkotaan,dinas di hotel-hotel mewah,naik pesawat keluar kota.Tapi kami ? dibidang pelatihan transmigrasi yang ada diseluruh Indonesia harus berjuang untuk dapat menjalankan tugas kami.Berjuang,benar-benar berjuang.Seperti berjalan kaki berkilo-kilo meter,naik ojek turun naik perbukitan,tidur hanya berlantai selembar tikar,kedinginan dan kelelahan.Tapi itulah yang namanya pengabdian.Aku dan tim pelaksana pelatihan sudah biasa bertugas kedaerah-daerah terpencil.Banyak hal yang aku dapat dari perjalanan ini.Aku akan ceritakan termasuk ceritaku tentang ' jejak kaki Bung Karno' yang aku temui ketika aku bertugas.Aku beri judul " Diatas jejak kaki Soekarno " karena memang apa yang aku alami sangat erat berhubungan dengan Bung Karno Bapak Pendiri bangsa kita,pejuang kita,Proklamator kita.
Dan inilah cerita  " Diatas jejak kaki Soekarno " .....



“ DIATAS JEJAK KAKI  SOEKARNO “


               Kembali aku dan Pak Pius Siahaan  ‘Pak Ganteng’, kami pernah bersama2 melaksanakan kegiatan yang sama yaitu TNA beliau dari Balai Latihan Masyarakat Riau yang dulunya Balai Latihan Transmigrasi .Sekarang kami melaksanakan Training Needs Asessment  atau Penelusuran Kebutuhan Pelatihan,sama dengan kegiatan yang  pernah kami lakukan beberapa tahun lalu di Unit Pemukiman Transmigrasi  (UPT) Aek Nabirong Kab. Pasaman,tempat dimana aku pernah mengalami peristiwa “malam jahanam”, sakit perut ditengah malam .Sejak kegiatan itu aku dan Pak ‘ganteng’ ini tidak pernah bertemu lagi.Baru kali ini diawal bulan September . Kami bersama 2 orang lainnya,Juanda teman Pak Pius dari Pekanbaru dan Benny Yetty,SH ,Yet staf Pelayanan Program di unit kerjaku.


Kali ini kami melaksanakan kegiaanTNA di Kab.Pesisir Selatan tepatnya di daerah Silaut dekat Muko-Muko  perbatasan antara Sumatera Barat dan Bengkulu.Daerah ini terkenal dengan komoditi kelapa sawit,hampir seluruh penduduk bergantung pada kelapa sawit.Kami berangkat sekitar jam 11.00 siang dan sampai di tempat tujuan maghrib.Kami disambut oleh Pak Sutoyo dan istrinya,beliau  adalah wali Nagari disitu,setingkat dengan kepala Desa kalau dijawa.Pak Sutoyo memang sudah lama disitu sampai kemudian beliau dipercaya menjadi wali Nagari Silaut VI.     Setelah beristirahat semalam,paginya kami langsung melaksanakan kegiatan diawali dengan menyiapkan segala urusan administrasi mulai dari pembagian alat tulis,seragam,daftar hadir,perkenalan dsb.Setelah itu siangnya kamipun langsung dengan materi inti.
Sebagai Pemandu utama Pak Pius   langsung maju ke ‘medan tempur’, memberikan dan menyampaikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan,karena kegiatan ini memang berbeda dengan kegiatan pelatihan.Seperti yang pernah kami lakukan kegiatan ini adalah untuk menggali dan menemukan jenis pelatihan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat disini.Jadi jangan sampai pelatihan yang diberikan nanti mubazir tak ada gunanya karena hanya berdasar keinginan,tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,karena antara kebutuhan dan keinginan sangat berbeda,begitu kata beliau.
“ Kalau menuruti keinginan,apapun kita mau.Tapi apa itu yang kita butuhkan ?. Punya  empat  istri pun  saya mau….”,katanya sambil bercanda dan  tertawa,   ” Tapi….karena kebutuhan saya sudah terpenuhi dengan hanya punya satu istri…ya sudah….untuk apa saya punya banyak istri …? “ , kembali disambut gelak tawa peserta.
“ Tapi….kalau masih kuat …gimana Pak ? Tanya seorang bapak tua.
“ Kalau masih kuat secara lahir bahin dan ekonomi…silahkan…” Pak Pius tertawa menjawab pertanyaan  peserta.” Artinya…kalau mengikuti keinginan…apapun kita mau…,tapi apakah itu yang kita butuhkan ?, katanya kembali tertawa.” Sesuaikanlah hidup kita dengan kebutuhan,bukan pada keinginan…”.katanya bijak,peserta kulihat mengangguk2 tanda setuju.
“Betul,pak….saya juga setuju….cukup satu istri…”,kata seorang bapak tua itu.
“ Ya jelas…wong udah tuek….! “, kata salah seorang peserta dari sebuah sudut,gelak tawa peserta semakin menjadi,si bapak tua ikut juga tertawa.Kami pemandu dan para panitia  ikut tertawa juga jadinya.
              Setelah acara perkenalan dirasa cukup, dan sudah terjalin keakraban diantara kami,selanjutnya Pak Pius menjelaskan tahap2 pelaksanaan TNA ini,yaitu ; 4 D.
“ Ada yang tahu apa itu 4 D ? “,tanya beliau.
“ Saya pak ! ..” jawab salah seorang peserta.” 4 D itu …datang…duduk…diam…duit …!”, katanya dengan semangat.” Itu sih….orang yang disitu….! “ jawab yang lain.
“ Ya…yang membuat geram banyak orang…! 4 D itu….”,kata Pak Pius.” D pertama…Discover,D kedua…Dream,D ketiga… Design,dan D keempat ….Destiny…”.
“Apa itu pak ?! “ Tanya peserta.
“ Siapa yang tahu ? “,semua hanya diam dan angkat bahu tanda tidak ada yang tahu.
“ Saya akan jelaskan satu persatu secara bertahap karena satu sama lain saling  berkaitan dan tidak boleh terbalik-balik,inilah yang akan kita bahas selama TNA ini.D pertama ; Discover…adalah ‘menjelajahi atau menelusuri apa yang ada didalam diri kita atau bagaimana menemukan kekuatan kita dan di nagari ini sebagai modal  untuk menggapai sebuah impian atau keinginan ,menemukan kekuatan yang kita miliki….”, Pak Pius memulai materi.
“ Ayo…. Ada yang tahu kekuatan apa saja yang dapat kita jadikan modal untuk meraih impian  atau kesuksesan dalam hidup ini ? “ .Semua terdiam,mungkin belum mengerti apa yang dimaksudkan itu.” Kalau bapak/ibu sakit bisa bekerja tidak ? “,Tanya Pak Pius.
“ Nggak bisa pak….gimana mau kerja wong….sakit ! “,jawab salah seorang peserta.
“ Nah….kesehatan itu,modal apa tidak ? “ kata Pak Pius lagi.
“Iya….modal pak,modal utama malah ….”,sambung peserta lagi.
“ Ya..,apalagi modal kita  yang lain  ? “,kembali beliau bertanya.
“ Semangat pak….kemauan…! “.
“ Ya…betul.Selain sehat secara jasmani dan rohani,semangat,kemauan dan keinginan juga sangat perlu sebagai modal pribadi atau modal personal kita untuk maju dan sukses mengejar impian kita…,jadi bapak/ibu karena  sehat ,semangat dan adanya kemauan  kita bisa dan mau datang ke acara ini kan …coba kalau sakit,biar semangat menggebu,kemauan besar, kalau kita sakit tidak akan bisa melakukan apa2.Atau  walau sehat sekalipun…kalau semangat dan kemauan tidak ada alias nol….bisa nggak melaksanakan pekerjaan ini.Jadi….acara ini bisa diwujudkan karena adanya semangat bapak/ibu semua ,paham ?! ”,sambung beliau.
“ Apalagi selain kesehatan,semangat…yang kita perlukan sebagai modal pribadi kita ? “.Pak Pius kembali bertanya.Peserta kembali terdiam.
“ Percaya diri,pak….!” Jawab seorang anak muda.
“ Ya…tepat,percaya diri juga sangat penting…kita percaya kalau kita pasti bisa melakukan sesuatu.Kalau kita percaya bisa….pasti bisa.Tapi belum apa2 sudah menyerah…itu tandanya tidak percaya diri…”.
Peserta kulihat mulai memahami apa yang dimaksudkanoleh Pak Pius,selanjutnya beliau kembali menegaskan  bahwa kita semua,peserta sepaham bahwa kita harus memiliki modal untuk melakukan sesuatu dan ternyata semua punya itu semua ; kesehatan yang prima,semangat dan kemauan yang besar dan jangan lupa,pendidikan dan keterampilan yang kita miliki juga merupakan modal.Itulah modal utama kita untuk mengejar impian dan kesuksesan didalam hidup ini.
Selanjutnya yang dibahas adalah ‘modal’ lainnya.
“ Selain modal personal atau pribadi kita sehat,semangat,percaya diri dan adanya kemauan…,apalagi modal kita untuk mencapai sukses ? “, lama peserta terdiam,kembali berpikir.
“ Uang…pak ! “ jawab salah seorang asal saja.
“ Uang jelas…penting,tapi uang  datangnya dari mana ? “ Tanya beliau agak serius.
“ Ya…dari usaha pak ! “,aku tersenyum mendengar  jawaban itu.
“ Usaha apa …..? “, Pak Pius  lebih serius .
“ Ya…sawit pak….! “,
“ Ya…kebun sawit,juga merupakan modal kita,apalagi ?” beliau melanjutkan.
“ Rumah,….tanah,….” jawaban semakin ramai.
“ Bapak/ibu kesini naik apa ? “
“ Naik motor pak ! “
“ Ya,jadi motor termasuk juga sebagai modal kita …dan harta kita yang lainnya, seperti  tabungan,semua itu dinamakan modal Capital ….atau modal berupa harta.”.
“ Ada lagi modal kita yang lainnya,yang tidak kalah pentingnya.Siapa yang tahu ?...” peserta terdiam dan ada rasa ingin tahu,apa sih..modal yang lain itu ?
“ Modal kita selanjutnya adalah….yang dinamakan modal social.Yaitu modal atau kekuatan ikatan social kita satu dengan yang lainnya.Seperti,kelompok2 yang ada ditengah masyarakat,nagari/desa,kelompok Yasinan,PKK,Karang Taruna,Kesenian,institusi2 seperti sekolah,Puskesmas dll.Itu semua adalah modal kita juga,yang namanya modal social…”. Pak Pius mencoba menjelaskan secara panjang lebar,apa yang dimaksudkan modal social.Karena kita tidak akan bisa berhasil bila bekerja sendiri-sendiri,kita butuh orang lain…dan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri diatas dunia ini !
Mendengar itu semua akupun menjadi berpikir sendiri,memang benar apa yang disampaikan Pak Pius itu.Aku mengakui bahwa keterikatan satu manusia dengan manusia lainnya sama halnya dengan seuntai mutiara yang dijadikan kalung.Apabila lepas satu maka lepaslah semua.Sebutir mutiara tidak akan berarti tanpa ada mutiara lainnya.
“ Itulah bapak/ibu modal yang kita miliki untuk menggapai kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup kita….Ada modal personal,modal capital dan modal social.Semua itu adalah kekuatan kita yang sangat berguna untuk hidup kita….”, Pak Pius kembali menegaskan tentang kekuatan2 yang ada ditengah masyarakat yang dapat dijadikan modal dalam berkarya.
                Hari itu kami membahas tentang ‘Discovery’,menjelajahi diri dan lingkungan ; bahwa ternyata sebagai insan dan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan kita telah dibekali ‘modal’ dalam menjalani kehidupan ini.Hanya terkadang kita tidak menyadari itu semua,kita lupa bahwa yang tersembunyi didalam diri kita dan apa yang ada dan terhampar disekitar kita adalah modal kehidupan kita.…..
              Pada hari pertama itu kami membahas masalah ‘discovery’,menjelajahi apa yang ada dalam diri dan lingkungan,baik yang berhubungan langsung atau tidak.Karena sering sekali kita terjebak dalam situasi yang tak menentu ; pikiran yang kacau,galau menghadapi hidup,merasa diri tak berguna,merasa hidup tidak bermakna dan tak bisa berbuat apa2 untuk menjemput asa.Padahal kita punya daya,kita punya asa yang selalu ada,namun dia bersembunyi jauh dalam diri…dia akan datang setiap kita butuhkan.
Aku merenungi apa yang dikatakan rekanku Pak Pius itu.Kita memang punya itu semua ; modal….ya modal  yang selama ini modal yang selalu dikaitkan denga materi berupa uang. Tidak ada usaha karena tidak punya modal,….miskin karena tidak punya modal…,melarat karena tidak punya modal…..,selalu cerita tentang uang,dan itu tidak sedikit.Punya uang satu juta….tidak cukup untuk modal….sepuluh juta bahkan masih tidak cukup untuk modal….padahal banyak orang yang sukses dari modal hanya seratus ribu,bahkan…ada orang yang sukses tanpa modal sekalipun,modal dengkul ! istilahnya….
Kegiatan kami akan dilanjutkan keesokan harinya.Untuk kegiatan esok hari adalah giliranku menyampaikan materi.Kami akan membahas ‘Dream’,’ impian….”,kata Pak Pius .”Apa yang harus mereka lakukan dengan kekuatan sebagai modal yang sudah mereka punya itu…apa mimpi dan impian mereka selanjutnya….”.Aku diminta oleh Pak Pius  membuka dan menggiring mereka sehingga mereka menyadari bahwa mereka bisa melakukan apapun untuk meraih kesuksesan dalam hidup.
             Aku menyadari,aku harus bisa membuka hati dan mata batin mereka serta menyentuh sanubari mereka yang paling dalam sehingga mereka benar2 yakin bahwa dengan memiliki mimpi dan impian akan bisa mewujudkan keinginan mereka akan kesukssesan.
Aku sadar,aku tengah berhadapan dengan masyarakat desa ,masyarakat yang jiwa mereka masih polos dan selalu berpikir sederhana.Tidak mudah  berbicara  tentang mimpi dan impian.Mereka terbiasa pasrah…bahwa nasib telah menentukan hidup mereka.Sudah takdir Tuhan hidup susah….sudah nasib menjadi orang miskin….tidak mungkin bisa merubah nasib….dan impian ?. Apa itu impian ? apa itu mimpi ? …tidak  mungkin….tidak mungkin hanya dengan mimpi dan impian bisa merobah nasib…..!
                Aku agak sulit mencari cara bagaimana aku bisa ‘memperkenalkan’ dan membuktikan bahwa dengan sebuah impian bisa merubah takdir ?!.Semalaman aku berpikir….apa yang lebih dulu aku sampaikan ? dan bagaimana caranya agar mereka,masyarakat desa yang selalu berpikir sederhana ini bisa percaya bahwa sebuah mimpi dan impian bisa merubah segalanya,tidak hanya bisa merubah nasib seseorang,tetapi bisa merubah dunia  !.Seperti Thomas Alfa Edison…..sang penemu listrik yang telah membuat  dunia menjadi terang menderang.Bagaimana  mimpi dan impian bias merubah kehidupan manusia dan alam semesta………………..
 Waktu itu pertengahan bulan September,tiga minggu setelah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang tercinta.Dan tempat kami melaksanakan tugas itu berada di daerah pesisir pantai antara Sumatera Barat dan Bengkulu.Dimana kuketahui tempat itu 80 tahun yang lalu pernah dilalui bapak Soekarno beserta Ibu Inggit istri beliau.Hal ini aku baca dari buku biografi Bung Karno yang berjudul “Soekarno  Putra Sang Fajar ” karangan Cindy Adam,dan buku ini aku baca pas pada hari ulang tahun Kemerdekaan, juga pada 3 minggu yang lalu.
Aku merasa semua serba kebetulan.Aku dan rekan2 datang  dalam rangka menelusuri kebutuhan  pelatihan dan sekaligus kebutuhan pembangunan masyarakat disitu yang akan dijadikan program kami selanjutnya untuk daerah itu.Kami datang tidak lama setelah peringatan hari Kemerdekaan,kami datang  untuk ‘menyadarkan’ masyarakat bahwa mereka punya kekuatan,punya modal  sehingga dengan kekuatan itu mereka bisa membangun diri mereka dan masyarakat .Kami datang ke daerah yang pernah dilewati Bung Karno dan Bu Inggit ketika beliau berdua hendak kembali ke Jakarta melalui Padang.Dari Bengkulu beliau berdua berjalan kaki ke Padang…..
Dalam buku itu diceritakan,bahwa Bung Karno dan Bu Inggit diperintahkan  kembali ke Jakarta. Waktu itu Jepang masuk dan kalahlah Belanda.Dengan kalahnya Belanda  Bung Karno oleh Jepang akan dibawa kembali ke Jakarta. Pada masa itu kendaraan sangat sulit dan untuk menghindari beliau dari aksi ‘penculikan’  oleh Belanda,beliau terpaksa dibawa dengan berjalan kaki dari Bengkulu ke kota Padang ! .Pastilah masa itu beliau berdua sangat menderita harus berjalan sejauh itu…melewati dan menyusuri  bukut barisan yang sangat angker dan banyak binatang buas…
Waktu itu Bung Karno dan Bu Inggit  dikawal oleh  pasukan bala tentara Jepang berjalan kaki dengan tujuan akan kembali ke Jakarta  namun sebelum kembali ke Jakarta Pak Karno diundang oleh Jepang ke Padang untuk membicarakan tentang kemerdekaan.Dari Padang Pak Karno berencana akan pulang menuju Jakarta.Bayangkan,masa itu berjalan kaki dari Bengkulu ke Padang…melewati hutan belantara yang penuh binatang buas,ah……betapa beratnya dan mengerikan…

Untuk hari ini kisahku sampai disini dulu ya ? besok atau lusa aku sambung kembali......